 |
Sumber Ilustrasi: http://makesmebelieveinnothing.blogspot.com |
Jangan
salah mengerti. Judul ini memang bercerita tentang tukang pukul, namun bukan
seperti debt collector atau bodyguard yang biasa kita lihat di
sinetron atau film.
Setiap
hari, aku melewati jalan yang membelah Kuningan untuk menuju kantor tempatku
bekerja. Dari Mampang, biasanya aku naik Kopaja P20 atau 620 dan turun di atas
jembatan Casablanca. Katanya, terowongan yang tepat berada di bawah jembatan sempat
menjadi inspirasi sebuah film horor Indonesia. Maklum, orang-orang mengatakan
banyak hal aneh terjadi di tempat yang hanya berjarak sejengkal dengan TPU Menteng
Pulo ini. Film berjudul Terowongan Casablanka yang disutradarai oleh Nanang
Istiabudi dan dibintangi Asha Syara dan Ardina Rasti itu berdurasi sekitar 90
menit. Aku tidak suka film horor, jadi tak akan kuceritakan lebih lanjut. Dari
jembatan, aku melanjutkan perjalanan ke kantor dengan angkot 44 dan berhenti
tepat di depan Mal Kota Kasablanka (Kokas).
Suatu
malam, jalanan dari arah Kokas menuju jembatan Casablanca disesaki oleh mobil
dan motor. Padahal, biasanya rute ini tak pernah sepadat arah sebaliknya yang
menuju Kampung Melayu. Aku pun memutuskan untuk berjalan kaki. Terakhir aku cek,
jaraknya sekitar satu kilometer. Yah, lumayanlah untuk melemaskan kaki.