Emerald City

Emerald City
An Evening in Emerald City (source: personal document)

Rabu, 07 April 2010

LOVE 'n What I Think...


“aku hanya ingin bercinta,
dengan kamu sendiri,
ga perlu si ini, si itu,
mesti gini, harus gitu.”
(Jamrud)

Menikmati alunan indah syair Jamrud dan hentakan nada-nadanya mengantarkanku sejenak pada sebuah dunia yang hanya ada dalam imajinasiku. Dunia dimana cinta menjadi pesona yang menggiurkan. Sebuah candu yang menawan manusia dalam sangkar ketidakbedayaan. Apalah arti kehidupan singkat ini tanpa hadirnya cinta. Sejak Nabi Adam tercipta hingga entah kapan kuas kehidupan berhenti menggores kanvas usia, cinta adalah hal terindah yang mungkin pernah dimiliki manusia.

Cinta memiliki banyak turunan terminologi yang tak lagi asing didengar. Ia kontroversial. Mencerahkan bagi sebagian namun menghancurkan bagi sebagian yang lain. Paling tidak itulah jawaban dari orang-orang yang kutanyai tentang cinta. Indahnya dunia saat cinta bersambut rasa dan betapa busuknya ia saat menjadi alasan bagi seseorang untuk mengakhiri perjalanan hidupnya. Tapi tidak begitu bagiku. Cinta itu menggairahkan, hanya itu. Tak ada kontroversi, tak ada intimidasi, dan tak ada depresi. Ia selalu indah, bagai bunga dimusim semi dan butiran salju dimusim dingin. Sebuah keindahan yang absurd dan subjektif!

Dalam sudut ketertarikan antara pria dan wanita, universalitas cinta kadang terabaikan. Tidak salah jika itu yang ingin Jamrud katakan. Aku cinta kamu, kamu cinta aku. Aku milik kamu, dan kamu hanya milik aku. Possesif! Dunia berkata bahwa ia sering dilupakan oleh pasangan yang dimabuk cinta. Seakan tak ada makhluk lain yang perlu dilirik selain kekasih pujaan jiwa. Hanya dia yang terbayang dalam dua puluh empat jam perputaran waktu. Seandainya mampu, kuyakin para pujangga akan membuat pusara indah bagi masa. Namun benarkah kamu hanya bercinta dengan dia sendiri?

Cinta adalah ekspresi kejiwaan yang implementasinya membutuhkan objek, bahkan cinta pada diri sendiri. Mencintai seseorang bisa saja diartikan sempit sebagai bentuk kecintaan pada wajahnya, perilakunya, kebaikannya, atau tubuhnya. Lebih spesifik cinta pada hidungnya yang mancung, lesung pipitnya yang menggoda, gerai hitam rambut panjangnya, wangi parfumnya, indah warna matanya, sintal tubuhnya, kasar tutur katanya, dan rentetan daftar yang masih panjang mengantri.

Mencintai seseorang secara tidak langsung menyatakan bahwa kita juga mencintai segala kelebihan dan kekurangan pasangan, meskipun jika seorang pencinta hanya mau mencintai kelebihan dan tidak mau mencintai kekurangannya masih bisa dianggap wajar. Ketika menikahi seseorang, maka sebenarnya kita tidak hanya menikahi dirinya, namun juga menikahi teman-temannya, menikahi keluarganya, paman-bibinya, kakak-adiknya, ayah-ibunya, menikahi kekurangannya, dan menikahi mantan-mantan kekasihnya. Maka siap-siaplah ber”poligami….”

(sumber gambar:http://www.google.co.id/imglanding?q=love&imgurl=http://ohdediku.files.wordpress.com/2009/07/jump-for-love.jpg&imgrefurl=http://ohdediku.wordpress.com/2009/07/09/punk-rock-jalanan-ceritamu-ceritaku-cerita-kita-bersama/jump-for-love/&h=429&w=600&sz=26&tbnid=uiPED3cqDwMHBM:&tbnh=97&tbnw=135&prev=/images%3Fq%3Dlove&hl=id&usg=__tO8tte2KZKDUHDThTH9IetM-hx0=&ei=uau8S6iGO4i7rAfT7Ni5Bw&sa=X&oi=image_result&resnum=1&ct=image&ved=0CAYQ9QEwAA&start=0#tbnid=uiPED3cqDwMHBM&start=0)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular