Emerald City

Emerald City
An Evening in Emerald City (source: personal document)

Rabu, 07 April 2010

PROVOKASI WANITA: WARNA KEMBEN SENADA KULIT

Tidak dapat dipungkiri, wanita memiliki daya tarik luar biasa bagi lawan jenisnya. Banyak pria tangguh dalam sejarah hanya dapat ditaklukkan oleh seorang wanita. Bahkan untuk memperebutkan wanita, nyawa taruhannya. Daya tarik inilah yang membuat wanita selalu menjadi pusat perhatian dimanapun mereka berada. Dari ujung kaki hingga ujung kepala, pesona wanita menjerat siapapun yang bernama pria.

Kelebihan ini membuat wanita sadar bahwa dirinya istimewa. Cukup dengan sedikit polesan saja, tak akan berhenti setiap mata memandang dan memujanya. Bagi beberapa perempuan, nampaknya mereka tahu betul bagaimana memperlakukan kelebihannya itu, paling tidak mereka adalah wanita-wanita yang aku temui di pusat perbelanjaan Blok M suatu sore di hari minggu.

Kebutuhan untuk membeli buku mata kuliah membuatku pergi ke bursa buku murah yang terletak di kawasan Blok M, Jakarta. Hari libur nampaknya menjadi hari yang tepat bagi orang-orang untuk melepas lelah dengan mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan. Hal ini mungkin juga dipengaruhi tingkat kemacetan luar biasa menuju Puncak atau daerah sekitar Bogor dan Bandung yang biasa terjadi di akhir pekan. Selepas membeli buku-buku yang aku butuhkan, akupun menikmati sejenak suasana yang ada di sekitar.
Berpapasan dengan berbagai jenis orang sangat menarik bagiku. Beberapa diantaranya menunjukkan kemesraan pria-wanita seolah mengatakan bahwa pasangannya adalah orang paling sempurna yang perlu dipamerkan pada khalayak. Rombongan keluarga biasa terdiri dari seorang ayah, ibu, dan dua hingga tiga anak kecil. Sang ayah sering direpotkan oleh tingkah anak-anaknya yang minta digendong sedang ibu sibuk memarahi anak yang banyak minta dibelikan barang. Gerombolan remaja putri sering terlihat diiringi senda tawa. Dari pembicaraan yang terdengar, beberapa bagian mengenai cowok. Hal – yang kalau boleh dibilang paling – menarik yang aku temui adalah wanita-wanita muda yang memakai kemben dengan warna yang senada dengan kulitnya. Ini adalah bagian yang paling banyak menyedot perhatian laki-laki yang sedang berlalu lalang ataupun yang sedang duduk-duduk santai bersama pasangannya.

Dilihat sepintas, wanita yang terakhir disebut diatas akan terlihat bertelanjang dada. Hal ini sungguh meresahkan dan menyesakkan. Jika mereka melintas di hadapan orang-orang, tak pelak semua mata memandang. Kadang aku tertawa geli melihat respon yang begitu serempak itu. Hal yang membuatku bingung, betapa wanita-wanita itu tidak sedikitpun merasa risih. Inilah provokasi itu. Provokasi yang oleh banyak aktivis yang mengatasnamakan pembela wanita sebagai sakit gila para pria. Apakah para pria ini memang sakit gila ataukah respon yang diperlihatkannya adalah respon normal bagi orang-orang yang terusik kelelakiannya?

Betapa malangnya pria jika wanita telah begitu pandai mengeksploitasi diri. Kemben yang senada dengan warna kulit biasanya tidak dipakai begitu saja, tapi dipadu dengan rompi yang terbuat dari kain wol atau aksesoris lainnya. Dari arah kumpulan anak muda laki-laki akan terdengar sedikit cekikikan saat makhluk dengan karakteristik yang disebutkan sedang melintasi mereka. Ini cukup mengganggu, karena wanita yang berpakaian seperti ini tidak hanya satu.

Betapa aku ingin tertawa lepas saat melihat beberapa diantara wanita itu merasa jengkel dengan perlakuan dan pandangan yang mereka terima. Lucu melihat reaksi mereka yang biasanya manyun dan memalingkan muka. Memangnya respon seperti apa yang mereka harapkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular